MSG, penyedap rasa masakan, Bagaimana cara kerjanya dan amankah?

Kamis, 21 Februari 2013

Cara memasak setiap ibu-ibu rumah tangga pasti berbeda-beda. Utamanya dalam penggunaan bumbu dan bahan penyedap. Salah satu bahan penyedap yang paling banyak digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga adalah MSG atau monosodium glutamat. Meskipun begitu ada pula sebagian ibu-ibu yang lebih memilih bumbu alami sebagai penyedap rasa. MSG

Apa sih MSG itu?

MSG adalah singkatan dari Monosodium Glutamat, dimana termasuk sebagai salah satu bumbu penyedap sitentis yang berbahan dasar seperti namanya tersebut. Glutamat adalah asam amino yang umumnya terdapat dalam bahan makanan yang mengandung protein. Peran dari glutamat adalah merangsang saraf-saraf tertentu. Maka dari itu glutamat disebut sebagai neurotransmitter atau penghantar informasi. Asam amino glutamat pertama kali ditemukan oleh seorang profesor dari Tokyo University bernama profesor Kukunae Ikeda pada tahun 1908. Rahasia kelezatan makanan berasal dari asam glutamat yang terdapat di dalam rumput laut.

Dan memang rumput laut sudah menjadi rahasia dapur orang Jepang sejak ratusan tahun lalu. Jika anda perhatikan, masakan jepang mayoritas memang melibatkan rumput laut, seringnya yang dikeringkan dan disebut sebagai Nori. Sejak terungkapnya penemuan ini, Jepang kemudian memproduksi asam glutamat dengan cara mengekstraknya dari bahan alami. Dari pengembangan teknologi industri makanan ini, maka pada tahun 1965 ditemukan cara yang lebih maju, yakni dengan menghasilkan MSG dari proses fermentasi. Dengan cara ini, maka MSG yang dihasilkan bisa langsung dalam jumlah besar.

Bagaimana kerja MSG itu?

Namun yang masih menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kinerja MSG hingga dapat melezatkan masakan? Padahal MSG sendiri tidak memiliki rasa. Ketika dicampur dnegan bahan makanan tertentu, maka akan menimbulkan sensasi rasa yang lezat. Hal ini dikarenakan glutamat berfungsi sebagai neurotransmitter yang mengirimkan sinyal ke otak. Sinyal ini kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai sensasi gurih dan lezat pada makanan. Namun tambahan rasa lezat ini tidak berlaku pada semua jenis makanan. Glutamat hanya bereaksi sebagai neurotransmitter pada makanan yang memiliki rasa dasar asin dan asam, seperti pada gulai dan sayur. Itulah kenapa MSG tidak diberikan pada masakan atau minuman yang berasa manis atau obat yang pahit karena justru akan menimbulkan reaksi yang lain yang seringnya tidak sesuai dengan harapan.

Yang terakhir, apakah MSG itu aman?

Penggunaan MSG sebagai bahan tambahan dalam memasak masih menjadi pro dan kontra mengenai keamanannya. Beberap menganggap bahwa konsumsi MSG dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Selain itu, kehalalan MSG masih menjadi polemik di tengah masyarakat, utamanya yang beragama Islam. Namun pada umumnya semua merek MSG yang beredar di Indonesia telah diuji oleh Departemen Kesehatan dan Badan POM dengan hasil layak dikonsumsi dan aman. Hanya saja ada takaran yang perlu diperhatikan. Konsumsi wajar yang direkomendasikan untuk MSG dalam sehari pada orang dewasa adalah 6 mg pada tiap kilogram berat badan atau maksimal 2 gram tiap harinya. Mengenai kehalalan, setiap merek produk MSG yang beredar di Indonesia sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Oleh karena itu tidak perlu bingung menambahkan MSG ke dalam masakan kita. Hanya saja, takarannya perlu dipertimbangkan, tidak melebihi anjuran normal penggunaan MSG yang wajar. Namun jika masakannya sudah enak, MSG rasanya tidak diperlukan lagi.

0 komentar:

Posting Komentar